Saat kita membuat retur pembelian, maka akan terdapat proses :
- Memotong nilai Hutang sesuai dengan harga barang dan PPN pada faktur pembelian.
- Mengeluarkan barang dengan nilai aktual persediaan-nya sesuai dengan Metode Persediaan yang dipilih pada database tersebut.
Sehingga dengan adanya 2 kondisi diatas, bisa menyebabkan terjadinya selisih nilai antara nilai persediaan yang dikeluarkan dengan nilai hutang yang terdapat pada Faktur Pembelian. Hal ini dikarenakan urutan nilai persediaan yang dikeluarkan sesuai dengan metode persediaan pada database tersebut, belum tentu nilainya sama dengan Harga Beli dari Faktur Pembelian yang diretur tersebut. Selisih nilai tersebut akan ditampung pada akun Beban Pokok Penjualan-nya.
Ilustrasi : terdapat Faktur Pembelian di tanggal 27 Juli 2021 dengan barang Anti Gores Iphone seharga Rp 45.500, dilakukan retur pada tanggal 11 Agustus 2021.
Dan saat dilakukan retur, nilai persediaan yang keluar sesuai dengan metode persediaan Rata-rata pada database sample adalah sebesar Rp 47.473,02 (dengan dibulatkan). Sehingga disini terjadi selisih sebesar Rp 1.973 (dibulatkan) antara nilai harga beli di faktur pembelian yaitu nilai hutangnya (Rp 45.500 sebelum PPN) dengan nilai persediaannya. Selisih tersebut dijurnal ke akun Beban Pokok Penjualan-nya (perhatikan gambar).
Catatan : retur pembelian merupakan transaksi pengeluaran barang dari pencatatan stok Gudang di Accurate Online sehingga perlakuan nilai persediaannya akan mengikuti perlakuan metode persediaan yang digunakan pada database tersebut.